RIWAYAT PENDIDIKAN
Pada jaman penjajahan Belanda tidak semua orang Indonesia dapat bersekolah. Golongan pribumi yang dapat bersekolah hanyalah anak keturunan priyayi. Bagi anak-anak Belanda tentu saja tidak ada halangan apapun, karena mereka adalah anak-anak penguasa. Jaman termasuk salah seorang anak pribumi yang beruntung. Sebagai anak seorang priyayi, Jaman dapat diterima di sekolah yang bahasa pe ngantarnya bahasa Belanda. Yaitu di HIS (Hollandsch Inlandsche School, Sekolah Dasar) di Kuningan selama tujuh tahun, antara ta hun 1923 1929. Dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager On derwijs, Sekolah Menengah Pertama) di Manggarai, Jatinegara (dahulu Meester Cornelis), dari tahun 1929-1933. Malang menimpa dirinya pada waktu ia kelas 3 MULO ayahnya meninggal dunia. la menerima cobaan itu dengan tabah. Agar pendidikannya tidak ter bengkalai, ia dijadikan anak angkat oleh uwanya, seorang Adjunct Beheerder Pandhuis, Wakil Kepala Bagian Rumah Gadai Kuningan. Dengan keteguhan hatinya Jaman dapat melanjutkan sekolahnya ke HIK (Hollandsch Inlandsche Kweekschool, sekolah guru) di Bandung dan dapat menamatkan sekolahnya pada tahun 1936.
Selain lulus sebagai guru umum, dalam 'Akte van Bekwaamheid voor Onderwijzers' (setifikat kecakapan), Jaman dinyatakan 'bevoegd' (cukup cakap) untuk memberikan pelajaran gymnastick (olah raga/senam), kerajinan tangan dan menggambar.
Setelah lulus dari HIK Jaman melamar dan diterima mend senam), kerajinan tangan dan menggambar guru HIS Muhammadiyah di Jakarta. Waktu itu kepala sekolahny Ir. Djuanda yang kemudian dikenal sebagai Perdana Menteri RI.
Semangat belajar Jaman tidak putus karena ia telah mendapa pekerjaan Lulus dari HIK bukanlah akhir dari usahanya mem perkaya ilmu. Sambil bekerja ia menempuh Pendidikan Guru Sekolah Perdagangan, tahun 1938. Kemudian Pendidikan Guru Sekolah Ekonomi, tahun 1940. Mulai tahun 1939 mengikuti kursus tertulis dari "Leidsche Onderwijs Instellingen' Leiden Negeri Belanda, untuk memperoleh diploma MO (Middelbaar Onderwijs) Ekonomi dan lulus pada tahun 1941. Namun sayang ijasahnya tidak sempat ia terima berhubung negeri Belanda sudah terlibat Perang Dunia ke-2. H bungan pos negeri Belanda dengan negara jajahannya terputus. Ten tama hubungan pos dengan orang-orang sipil, boleh dikatakan terputus sama sekali.
Pada jaman Jepang pengetahuan Jaman bertambah lagi dengan tus sama sekali. bahasa Jepang pada waktu itu semua guru diharuskan mengikuti kur sus bahasa Jepang. Dengan melalui ujian, Jaman dinyatakan lulus. Pada waktu Indonesia sudah merdeka, tepatnya tahun 1950, Ja
man ditawari mengikuti Program Gelar Master of Education dua ta hun di USA. Tawaran dari Kedutaan Besar Amerika Serikat d Jakarta itu terpaksa ia tolak, berhubung Jaman baru saja diangkat menjadi Inspektur bidang ekonomi di Kementrian PP&K (Pendidik kan Pengajaran dan Kebudayaan), di Jakarta. Kesibukan dengan urusan dinas, juga sebagai anggota Parlemen, benar-benar menvita seluruh waktunya. Sehingga perkuliahannya di Universitas Swast Merdeka pun terpaksa ditinggalkan pula. Tetapi pada akhir 1950 Jaman masih sempat mengikuti kursus untuk memperdalam bahasa Inggeris yang diadakan oleh British Council di Bandung.
Pada tahun 1960, walaupun baru sembuh dari sakit, yang dika takan dokter keluarganya penyakitnya itu disebabkan oleh 'overver moeid dan overwerkt', kecapaian karena terlampau berkelebihan be kerja, Jaman mengikuti Latihan Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakyat. Diselenggarakan oleh KODAM VI SILIWANGI untuk para pejabat Sipil Tingkat I Jawa Barat. Para peserta diasramakan. Latihan diadakan siang dan malam. Meliputi 11 mata pelajaran. Dengan penilaian antara 10-100, Jaman memperoleh jumlah nilai 893. Suatu prestasi yang luar biasa bagi seseorang yang sibuk dan baru pulih ke schatannya. Tanda lulus latihannya itu ditanda tangani oleh Pangdam VI Ibrahim Adjic.
Pada bulan Juni 1964 Kementrian PP&K Pusat memberi kesempatan kepada Jaman untuk mengadakan study ke Amerika Serikat. Biayanya ditanggung oleh FORD FOUNDATION. Di sana Jaman mengadakan study perbandingan dan mempelajari hal-hal yang ada hubungannya dengan kedinasan dan pendidikan. Terutama mengenai administrasi pendidikan sesuai dengan jabatannya. Studi tour itu di awali dengan suatu 'Summer Course' bahasa Inggeris di Cornell Uni versity. Peserta lainnya berasal dari negara-negara Afrika, India, Pakistan, dan negara Asia lainnya dan dari Amerika Latin. Dalam 'Certificate'-nya, Jaman termasuk yang paling baik di antara peserta lainnya.
Kepandaiannya yang menonjol itu sudah tampak sejak masih sekolah.Terutama dalam bidang bahasa Pada waktu ujian akhir HIK, Jaman mendapat nilai baik dalam bahasa Belanda. Pada waktu itu pelajaran bahasa Belanda merupakan suatu rintangan yang bisa menjatuhkan para pengikut ujian. Jaman memang menyenangi bidang bahasa.Setiap bahasa yang dipelajarinya di sekolah dapat dikuasainya. dengan baik. Jaman menguasai bahasa Belanda, Inggeris, Jepang. Sudah tentu bahasa Sunda, Indonesia dan bahasa isterinya yaitu Jawa.
Pada jaman penjajahan Belanda tidak semua orang Indonesia dapat bersekolah. Golongan pribumi yang dapat bersekolah hanyalah anak keturunan priyayi. Bagi anak-anak Belanda tentu saja tidak ada halangan apapun, karena mereka adalah anak-anak penguasa. Jaman termasuk salah seorang anak pribumi yang beruntung. Sebagai anak seorang priyayi, Jaman dapat diterima di sekolah yang bahasa pe ngantarnya bahasa Belanda. Yaitu di HIS (Hollandsch Inlandsche School, Sekolah Dasar) di Kuningan selama tujuh tahun, antara ta hun 1923 1929. Dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager On derwijs, Sekolah Menengah Pertama) di Manggarai, Jatinegara (dahulu Meester Cornelis), dari tahun 1929-1933. Malang menimpa dirinya pada waktu ia kelas 3 MULO ayahnya meninggal dunia. la menerima cobaan itu dengan tabah. Agar pendidikannya tidak ter bengkalai, ia dijadikan anak angkat oleh uwanya, seorang Adjunct Beheerder Pandhuis, Wakil Kepala Bagian Rumah Gadai Kuningan. Dengan keteguhan hatinya Jaman dapat melanjutkan sekolahnya ke HIK (Hollandsch Inlandsche Kweekschool, sekolah guru) di Bandung dan dapat menamatkan sekolahnya pada tahun 1936.
Selain lulus sebagai guru umum, dalam 'Akte van Bekwaamheid voor Onderwijzers' (setifikat kecakapan), Jaman dinyatakan 'bevoegd' (cukup cakap) untuk memberikan pelajaran gymnastick (olah raga/senam), kerajinan tangan dan menggambar.
Setelah lulus dari HIK Jaman melamar dan diterima mend senam), kerajinan tangan dan menggambar guru HIS Muhammadiyah di Jakarta. Waktu itu kepala sekolahny Ir. Djuanda yang kemudian dikenal sebagai Perdana Menteri RI.
Semangat belajar Jaman tidak putus karena ia telah mendapa pekerjaan Lulus dari HIK bukanlah akhir dari usahanya mem perkaya ilmu. Sambil bekerja ia menempuh Pendidikan Guru Sekolah Perdagangan, tahun 1938. Kemudian Pendidikan Guru Sekolah Ekonomi, tahun 1940. Mulai tahun 1939 mengikuti kursus tertulis dari "Leidsche Onderwijs Instellingen' Leiden Negeri Belanda, untuk memperoleh diploma MO (Middelbaar Onderwijs) Ekonomi dan lulus pada tahun 1941. Namun sayang ijasahnya tidak sempat ia terima berhubung negeri Belanda sudah terlibat Perang Dunia ke-2. H bungan pos negeri Belanda dengan negara jajahannya terputus. Ten tama hubungan pos dengan orang-orang sipil, boleh dikatakan terputus sama sekali.
Pada jaman Jepang pengetahuan Jaman bertambah lagi dengan tus sama sekali. bahasa Jepang pada waktu itu semua guru diharuskan mengikuti kur sus bahasa Jepang. Dengan melalui ujian, Jaman dinyatakan lulus. Pada waktu Indonesia sudah merdeka, tepatnya tahun 1950, Ja
man ditawari mengikuti Program Gelar Master of Education dua ta hun di USA. Tawaran dari Kedutaan Besar Amerika Serikat d Jakarta itu terpaksa ia tolak, berhubung Jaman baru saja diangkat menjadi Inspektur bidang ekonomi di Kementrian PP&K (Pendidik kan Pengajaran dan Kebudayaan), di Jakarta. Kesibukan dengan urusan dinas, juga sebagai anggota Parlemen, benar-benar menvita seluruh waktunya. Sehingga perkuliahannya di Universitas Swast Merdeka pun terpaksa ditinggalkan pula. Tetapi pada akhir 1950 Jaman masih sempat mengikuti kursus untuk memperdalam bahasa Inggeris yang diadakan oleh British Council di Bandung.
Pada tahun 1960, walaupun baru sembuh dari sakit, yang dika takan dokter keluarganya penyakitnya itu disebabkan oleh 'overver moeid dan overwerkt', kecapaian karena terlampau berkelebihan be kerja, Jaman mengikuti Latihan Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakyat. Diselenggarakan oleh KODAM VI SILIWANGI untuk para pejabat Sipil Tingkat I Jawa Barat. Para peserta diasramakan. Latihan diadakan siang dan malam. Meliputi 11 mata pelajaran. Dengan penilaian antara 10-100, Jaman memperoleh jumlah nilai 893. Suatu prestasi yang luar biasa bagi seseorang yang sibuk dan baru pulih ke schatannya. Tanda lulus latihannya itu ditanda tangani oleh Pangdam VI Ibrahim Adjic.
Pada bulan Juni 1964 Kementrian PP&K Pusat memberi kesempatan kepada Jaman untuk mengadakan study ke Amerika Serikat. Biayanya ditanggung oleh FORD FOUNDATION. Di sana Jaman mengadakan study perbandingan dan mempelajari hal-hal yang ada hubungannya dengan kedinasan dan pendidikan. Terutama mengenai administrasi pendidikan sesuai dengan jabatannya. Studi tour itu di awali dengan suatu 'Summer Course' bahasa Inggeris di Cornell Uni versity. Peserta lainnya berasal dari negara-negara Afrika, India, Pakistan, dan negara Asia lainnya dan dari Amerika Latin. Dalam 'Certificate'-nya, Jaman termasuk yang paling baik di antara peserta lainnya.
Kepandaiannya yang menonjol itu sudah tampak sejak masih sekolah.Terutama dalam bidang bahasa Pada waktu ujian akhir HIK, Jaman mendapat nilai baik dalam bahasa Belanda. Pada waktu itu pelajaran bahasa Belanda merupakan suatu rintangan yang bisa menjatuhkan para pengikut ujian. Jaman memang menyenangi bidang bahasa.Setiap bahasa yang dipelajarinya di sekolah dapat dikuasainya. dengan baik. Jaman menguasai bahasa Belanda, Inggeris, Jepang. Sudah tentu bahasa Sunda, Indonesia dan bahasa isterinya yaitu Jawa.